PROSERANG.COM – Alat musik tradisional angklung sudah dikenal sebagian besar masyarakat Indonesia. Masyarakat Adat Baduy menyebutnya angklung buhun.
Eksistensi angklung masih cukup berkembang di Indonesia. Apalagi sudah mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai warisan tak benda.
Namun tahukan kalian, jika angklung atau angklung buhun memiliki keistimewaan tersendiri bagi masyarakat Baduy.
Masyarakat adat Baduy hanya memainkan setahun sekali sebagai bentuk penghormatan kepada Dewi Sri atau Nyi Pohaci Sangyang Asri.
Baca Juga: Rampak Bedug dan Angklung Buhun, Seni Budaya Banten Ramaikan HUT Provinsi Banten Ke-22
Dilansir dari buku Identifikasi Kesenian Banten karya Dadan Sujana dan Dadan Johari dikatakan, angklung berasal dari bahasa Sunda angkelungan yang berarti gerakan pemain angklung dan suara klung yang dihasilkan dari instrument musik bamboo.
“Ada juga pendapat bahwa kata angklung berasal dari klang-kling-klung, nada yang dihasilkan dari instrument musik tersebut,” papar Dadan dikutip Proserang.com, Kamis 2 Februari 2023.
Sementara itu, di Mandala Kanekes atau Baduy, angklung digunakan sebagai sarana ritus keagamaan, kata angklung sama dengan ngurulugna sora cai (suara jatuhnya air).
Dalam perkembangannya, angklung yang digunakan masyarakat Baduy yang awalnya bernama diantonis (5 nada), diubah menjadi pentatonic (7 nada).
Di Mandala Kanekes atau Baduy, angklung hanya dimainkan dalam waktu-waktu tertentu. Hanya satu kaoi dalam setahun, yakni buluan ketujuh kalender masyarakat Baduy.
“Tepatnya pada upacara ngaseuk, yaitu upacara yang dimaksudkan mengawinkan Nyi Pohaci Sangyang Asri atau Dewi Sri (Dewi Padi) dengan guru bumi atau tanah,” jelas Dadan.
Baca Juga: Punya Tradisi Seren Taun, Ini Makna dan Sistem Tanam Padi Masyarakat Adat Kasepuhan Cisungsang
Musik angklung yang dibawakan adalah pangreremo (penjodoh) di daerah Penamping musik angklung diikuti nyanyian yang disuarakan oleh jaro angklung dan ngalage (penari).
Artikel Terkait
Rampak Bedug dan Angklung Buhun, Seni Budaya Banten Ramaikan HUT Provinsi Banten Ke-22
Tari Bendrong Lesung, Tarian Tradisional Banten yang Lahir dari Tradisi Petani Mengolah Padi
Tari Walijamaliha, Tarian Tradisional Banten yang Memadukan Keberagaman Budaya Menyambut Tamu Kehormatan
Tari Zikir Saman, Tarian Tradisional Banten untuk Mengagukan Allah dan Pujian Nabi Muhammad
370 Penari Ramaikan Peringatan 37 Tahun Sanggar Bina Tari Raksa Budaya: Menari Penuh Bahagia
Contoh Naskah Warta Sunda Tentang Liputan Budaya Angklung Buhun dan Rampak Bedug Banten
Bermodal Bambu, 6 Musik Tradisional Banten Lahirkan Nada Lagu Indah, Salah Satunya Dimainkan Orang Baduy